SORAKLINTERA, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital
(Komdigi) menegaskan pentingnya untuk memperkuat hubungan antara pemerintah
dengan media pada era keterbukaan dan maraknya disinformasi serta semakin
canggihnya konten manipulatif yang berbasis AI.
Plt.
Direktur Ekosistem Media Kementerian Komdigi Farida Dewi Maharani mengatakan
bahwa perubahan konsumsi informasi, keterbukaan ruang publik digital dan
banjirnya konten yang tidak memiliki dasar yang kuat membuat media memasuki
fase paling kompleks dalam dua dekade terakhir ini.
“Ekosistem
media sedang berada dalam kondisi yang sangat menantang. Teknologi telah
mengubah cara masyarakat mencari informasi, dan siapa pun kini bisa memproduksi
konten yang tidak selalu kredibel. Perkembangan AI justru menambah kerumitan
karena publik semakin sulit membedakan mana konten asli, mana yang
dimanipulasi,” kata Dewi melalui keterangan resminya, Rabu.
Bertepatan
dengan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Relasi Media bertema “MediaConnect:
Menguatkan Relasi, Menyatukan Narasi”, Dewi menyampaikan bahwa kerja sama
antara keduanya ini harus menjadi kemitraan yang saling menguatkan.
“Pemerintah
membutuhkan media untuk menjaga kredibilitas informasi dan membangun
kepercayaan publik, sementara media memerlukan data akurat dan akses narasumber
untuk memastikan pemberitaan yang berkualitas,” tambahnya.
Dengan spektrum media yang semakin meluas, Dewi menganjurkan kepada pemerintah
untuk senantiasa merangkul berbagai pihak mulai dari media konvensional, mediagram, homeless
media, content creator, hingga influencer, yang juga sama-sama memiliki
peran besar dalam membentuk opini publik.
Kegiatan
ini juga menyoroti pentingnya untuk menyusun strategi kolaborasi jangka panjang
antara pemerintah dan media.
Aparatur
Kominfo perlu menguasai mekanisme kerja sama media, memahami karakter
masing-masing platform, serta mampu mengelola kanal berbayar dan non-berbayar
untuk memaksimalkan penyebarluasan informasi publik yang positif.
Dia juga mengajak aparatur untuk tidak hanya mengirim informasi,
tetapi memproduksi narasi yang selaras, tepat sasaran, dan berdampak.
Penguasaan dinamika newsroom, alur produksi
konten, hingga kebiasaan konsumsi informasi masyarakat menjadi bekal penting
bagi aparatur Kominfo di era disrupsi saat ini.
Sehingga, menurut dia perlu adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di
Kominfo yang menjadi pondasi penting untuk membangun tata kelola komunikasi
publik yang kredibel dan konsisten.
Dengan
semakin masifnya produksi informasi di ruang digital, aparatur dituntut mampu menyampaikan
pesan pemerintah secara jelas, akurat, dan mampu menjangkau publik melalui
kanal yang mereka percaya.
Melalui
Bimtek MediaConnect ini, Komdigi berharap aparatur dapat memahami pola kerja
media, menjalin relasi yang berkelanjutan, serta memanfaatkan seluruh kanal
media secara optimal.
Pada
akhirnya, penguatan relasi media diharapkan mampu memastikan narasi pemerintah
tetap terjaga, dipercaya, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Kegiatan
yang dilangsungkan di Surabaya, Jawa TImur ini menghadirkan dua materi utama
yaitu “Sinergi Pemerintah dan Media dalam Komunikasi Publik” oleh Plt. Direktur
Ekosistem Media dan “Strategi Pengelolaan Relasi Media” oleh praktisi
komunikasi Niken Widi Hapsari.
Kedua
narasumber sepakat bahwa relasi pemerintah–media harus ditopang oleh pendekatan
yang adaptif, transparan, dan berbasis data.
Kolaborasi yang dibangun dituntut mampu menjawab tiga tantangan besar
komunikasi masa kini yaitu disinformasi, bias pemberitaan, dan algoritma
platform digital yang semakin menentukan arah percakapan publik. (*)

0 Komentar